TUGAS BIOLOGI
HAMA DAN PENYAKIT PADA TUMBUHAN
DI SUSUN OLEH
|
NAMA : MOH DIKA DWIJAYA
KELAS : VIII ANGGUR
PALU SULTENG
HAMA PADA TUMBUHAN
1.
Tikus
Tikus
merupakan hama yang sering kali membuat pusing para petani. Hal ini diesbabkan
tikus sulit dikendalikan karena memiliki daya adaptasi, mobilitas, dan
kemampuan untuk berkembang biak yang sangat tinggi. Masa reproduksi yang
relative singkat menyebabkan tikus cepat bertambah banyak. Potensi
perkembangbiakan tikus sangat tergantung dari makanan yang tersedia. Tikus
sangat aktif di malam hari.
Tikus
menyerang berbagai tumbuhan. Bagian tumbuhan yang disarang tidak hanya biji –
bijian tetapi juga batang tumbuhan muda. Yang membuat para tikus kuat memakan
biji – bijian sehingga merugikan para petani adalah gigi serinya yang kuat dan
tajam, sehingga tikus mudah untuk memakan biji – bijian. Tikus membuat lubang –
lubang pada pematang sawah dan sering berlindung di semak – semak. Apabila
keadaan sawah itu rusak maka berarti sawah tersebut diserang tikus.
Untuk
mengatasi serangan hama tikus, dapat dilakukan cara – cara sebagai berikut :
a.
Membongkar dan menutup lubang tempat bersembunyi para tikus dan menangkap
tikusnya.
b.
Menggunakan musuh alami tikus, yaitu ular.
c.
Menanam tanaman secara bersamaan agar dapat menuai dalam waktu yang bersamaan
pula sehingga tidak ada kesempatan bigi tikus untuk mendapatkan makanan setelah
tanaman dipanen.
d.
Menggunakan rodentisida (pembasmi tikus) atau dengan memasang umpan
beracun, yaitu irisan ubi jalar atau singkong yang telah direndam sebelumnya
dengan fosforus. Peracunan ini sebaiknya dilakukna sebelum tanaman padi
berbunga dan berbiji. Selain itu penggunaan racun harus hati – hati karena juga
berbahaya bagi hewan ternak dan manusia.
2.
Wereng
Wereng
adalah sejenis kepik yang menyebabkan daun dan batang tumbuhan berlubang –
lubang, kemudian kering, dan pada akhirnya mati. Hama wereng ini dapat
dikendalikan dengan cara – cara sebagai betikut :
a.
Pengaturan pola tanam, yaitu dengan melakukan penanaman secara serentak maupun
dengan pergiliran tanaman. Pergiliran tanaman dilakukan untuk memutus siklus
hidup wereng dengan cara menanam tanaman palawija atau tanah dibiarkan selama 1
– 2 bulan.
b.
Pengandalian hayati, yaitu dengan menggunakan musuh alami wereng, misalnya laba
– laba predator Lycosa Pseudoannulata, kepik Microvelia douglasi
dan Cyrtorhinuss lividipenis, kumbang Paederuss fuscipes, Ophinea
nigrofasciata, dan Synarmonia octomaculata.
c.
Pengandalian kimia, yaitu dengan menggunakan insektisida, dilakukan apabila
cara lain tidak mungkin untuk dilakukan. Penggunaan insektisida diusahakan
sedemikan rupa sehingga efektif, efisien, dan aman bagi lingkungan.
Walang
sangit (Leptocorisa acuta) merupakansalah satu hama yang juga meresahkan
petani. Hewan ini jika diganggu, akan meloncat dan terbang sambil mengeluarkan
bau. Serangga ini berwarnahijau kemerah- merahan.Walang sangit menghisab butir
– butir padi yang masih cair. Biji yang sudah diisap akan menjadi hampa, agak
hampa, atau liat. Kulit biji iu akan berwarna kehitam – hitaman. Faktor –
faktor yang mendukung yang mendukung populasi walang sangit antara lain sebagai
berikut.
a. Sawah
sangat dekat dengat perhutanan.
b.
Populasi gulma di sekitar sawah cukup tinggi.
c.
Penanaman tidak serentak
Pengendalian
terhadap hama walang sangit dapat dilakukan sebagai berikut.
a.
Menanam tanaman secara serentak.
b.
Membersihkan sawah dari segala macam rumput yang tumbuh di sekitar sawah agar
tidak menjadi tempat berkembang biak bagi walang sangit.
c.
Menangkap walang sangit pada pagi hari dengan menggunakan jala penangkap.
d.
Penangkapan menggunakan unmpan bangkai kodok, ketam sawah, atau dengan alga.
e.
Melakukan pengendalian hayati dengan cara melepaskan predator alami beruba laba
– laba dan menanam jamur yang dapat menginfeksi walang sangit.
f.
Melakukan pengendalian kimia, yaitu dengan menggunakan insektisida.
Walang
sangit muda (nimfa) lebih aktif dibandingkan dewasanya (imago), tetapi hewan
dewasa dapat merusak lebih hebat karenya hidupnya lebih lama. Walang sangit
dewasa juga dapat memakan biji – biji yang sudah mengeras, yaitu dengan
mengeluarkan enzim yang dapat mencerna karbohidrat.
4.
Ulat
Kupu
– kupu merupakan serangga yang memiliki sayap yang indah dan benareka ragam.
Kupu – kupu meletakkan telurnya dibawah daun dan jika menetas menjadi larva.
Kita bisa sebut larva kupu – kupu sebagai ulat. Pada fase ini, ulat aktif
memakan dedaunan bahkan pangkal batang, terutama pada malam hari. Daun yang
dimakan oleh ulat hanya tersisa rangka atau tulang daunya saja.
Upaya
pemberantasan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a.
Membuang telur – telur kupu – kupu yang melekat pada bagian bawah daun.
b.
Menggenangi tempat persemaian dengan air dalam jumlah banyak sehingga ulat akan
bergerak ke atas sehingga mudah untuk dikumpulkan dan dibasmi.
c.
Apabila kedua cara diatas tidak berhasil, maka dapat dilakukan penyemprotan
dengan menggunakan pertisida.
5.
Tungau
Tungau
(kutu kecil) bisaanya terdapat di sebuah bawah daun untuk mengisap daun
tersebut. Hama ini banyak terdapat pada musim kemarau. Pada daun yang terserang
kutu akan timbul bercak – bercak kecil kemudian daun akan menjadi kuning lalu
gugur. Hama ini dapat diatasi dengan cara mengumpulkan daun – daun yang
terserang hama pada suatu tempat dan dibakar.
6Wereng
Cokelat (Nilaparvata Lugens)
Wereng adalah sejenis kepik yang
menyebabkan daun dan batang tumbuhan berlubang-lubang, kemudian kering, dan
pada akhirnya ,mati. Hama yang memiliki nama latin Nephotettix apocalis
ini merusak kelopak dan urat-urat pada tanaman padi. Hama wereng hijau
mempunyai alat penghisap yang kuat pada moncongnya.
Pemberantasan hama ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan obat insektisida, rotasi tanaman, pembunuhan hama dan perangkap lampu jebak.
Pemberantasan hama ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan obat insektisida, rotasi tanaman, pembunuhan hama dan perangkap lampu jebak.
7ULAT Kupu Kupu

Kupu-kupu merupakan serangga yang
memiliki sayap yang indah dan benareka ragam. Kupu-kupu meletakkan telurnya
dibawah daun dan jika menetas menjadi larva. Kita bisa sebut larva kupu -kupu
sebagai ulat. Pada fase ini, ulat aktif memakan dedaunan bahkan pangkal batang,
terutama pada malam hari. Daun yang dimakan oleh ulat hanya tersisa rangka atau
tulang daunya saja.
8Ulat Buah
Hama ini menusuk pangkal buah sehingga
terlihat ada bintik hitam kecil bekas tusukan lalat buah untuk memasukkan
telur. Buah yang terserang akan menjadi bercak-bercak bulat, kemudian membusuk,
dan berlobang. Setelah telur menetas menjadi larva (belatung) dan hidup di
dalam buah sampai buah rontok dan membusuk larva akan keluar ke tanah dan
seminggu kemudian berubah menjadi lalat muda.
PENYAKIT PADA TUMBUHAN
Virus Penyakit Kerupuk (Tabacco
Leaf Corl Virus = TLCV).
Serangan virus TMV TERJADI PADA
TUMBUHAN tembakau. Virus ini menyerang
bagian atas permukaan daun tembakau
Gejala serangan :
- Penyakit ini menyerang pada tembakau.
- Daun terlihat agak berkerut, tepi daun melengkung ke atas, tulang daun bengkok, daun menebal, atau sampai daun berkerut dan sangat kasar.
Pengendaliannya :
- Memberantas vektor lalat putih (Bemisia tabaci) dengan insektisida dimetoat atau imedakloprid.
2 Antraknosa (Penyebab jamur C.
capsici)
Gejala serangan :
- Menyerang pada tanaman cabe
- Adanya bercak yang agak mengkilap, sedikit terbenam dan berair.
- Lama–kelamaan busuk tersebut akan melebar membentuk lingkaran konsentris.
- Dalam waktu yang tidak lama maka buah akan berubah menjadi coklat kehitaman dan membusuk.
- Ledakan penyakit ini sangat cepat pada musim hujan.
- Penyebarannya tidak hanya melalui sentuhan antara tanaman saja melainkan juga bisa karena percikan air, angin, maupun melalui vektor.
Pengendaliannya :
- Dengan kultur teknis yang baik.
- Dapat juga dilakukan pembersihan atau pembuangan bagian tanaman yang sudah terserang agar tidak menyebar.
- Selain dengan cara budidaya yang baik, saat pemilihan benih harus kita lakukan secara selektif .
- Disarankan agar menanam benih cabe yang memiliki ketahanan terhadap penyakit pathek.
- Secara kimia, pengendalian penyakit ini dapat disemprot dengan fungisida bersifat sistemik yang berbahan aktif triadianefon dicampur dengan fungisida kontak berbahan aktif tembaga hidroksida seperti Kocide 54WDG, atau yang berbahan aktif Mankozeb seperti Victory 80WP.